Komisi V DPR Dorong Penerbangan Langsung Ke Raja Ampat
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD) Anton Sukartono Suratto mengatakan, untuk meningkatkan pariwisata Raja Ampat, Komisi V DPR akan terus mendorong penerbangan langsung ke Bandara Marinda, Raja Ampat dan membantu pengembangan bandaranya agar menjadi lebih baik.
Hal tersebut disampaikan Anton kepada Parlementaria, saat Tim Kunker Komisi V DPR meninjau Bandara Marinda, di Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Rabu (2/11/2016).
“Pariwisata di Raja Ampat merupakan sektor yang luar biasa. Dan sesuai dengan arahan Presiden Jokowi diharapkan Bandara Marinda bisa sama dengan Bandara Sorong. Jadi pesawat bisa direct seperti dari Surabaya atau Jakarta langsung ke Raja Ampat. Bagaimana kita mau memajukan pariwisata di Raja Ampat, kalau harus transit di Sorong, baru dilanjutkan boat dengan jarak tempuh sekitar dua setengah jam," ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Anton, bagaimana orang mau datang ke Raja Ampat kalau penerbangan saja sangat sulit serta berbiaya mahal.
"Dulu dunia tahunya Bali dan yang sekarang masa depannya adalah Raja Ampat, maka Komisi V sangat peduli untuk memaksakan agar bandara ini menjadi lebih bagus," harap Anton.
Sementara itu, dihadapan Komisi V DPR, Kepala Bandara Marinda Raja Ampat, Uspin mengapresiasi kehadiran Komisi V DPR yang meninjau bandara Marinda. Disini Uspin menjelaskan, kondisi bandara yang diresmikan pada 9 Mei 2012, saat ini di kelola oleh Kemenhub di tahun 2015 memiliki panjang landasan 1.400 meter dengan lebar 30 meter, dan sudah memiliki dua apron, dimana apron pertama luasnya 60x40 meter, sementara apron kedua disebelah utara luasnya 90x75 meter.
“Untuk sementara kami masih melayani penerbangan perintis. Ini perintis juga diberikan untuk mengakomodir pergerakan penumpang yang ada di Kabupaten Raja Ampat, jadi rutenya Sorong ke Waisai. Schedulenya cuma seminggu tiga kali pada hari Senin, Rabu dan Jumat itu pun cuma satu kali saja,” katanya.
Kemudian, lanjut Uspin, sesuai dengan arahan dari pusat, ia dan jajarannya diharapkan bisa menarik airline untuk berminat masuk ke Waisai guna melakukan penerbangan.
"Kami sudah melakukan komunikasi dengan Dirut Wings Air, dan sekarang tinggal menunggu eksekusinya saja. Kami berharap tidak lama lagi, kalau bisa tahun ini juga," terang Uspin.
Uspin melanjutkan, terkait dengan pengembangan bandara, pada tahun 2016, pihaknya hanya melakukan kegiatan fisik pelebaran runway strip untuk pemenuhan standar agar bisa didarati pesawat berbadan lebar sekelas ATR 72. "Puji Tuhan kegiatan tersebut telah selesai 100 persen pada bulan Oktober," terang Uspin.
Mengenai rintangan dalam pengembangan bandara, pihaknya mengusulkan ditahun depan dapat melakukan pemangkasan bukit di sebelah utara. Namun kendala yang paling besar, lanjut Uspin, adalah belum adanya master plan pengembangan bandara Marinda.
"Master plan ini menjadi dasar untuk pengembangan. Awalnya diusulkan oleh pemda Kabupaten Raja Ampat, kemudian berkelanjutan sehingga sampai saat ini masih dalam proses. Kami berharap awal tahun 2017 selesai, sehingga kita bisa melakukan pengembangan secara maksimal," harapnya.
Seperti diketahui, dalam masa reses DPR kali ini, kunjungan kerja Komisi V DPR ke Sorong, Papua Barat yang dipimpin Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Wattimena juga diikuti sejumlah Anggota Komisi V DPR lainnya.(nt)